Rabu, 21 Oktober 2015

Sisa-Sisa


Aku hanya sisa - sisa, sebatang pohon kelapa. Yang dulu terus melambai - lambai, kini hanya mengandai - andai.

Aku termenung sendirian, siang malam. Tiada satu menahu siapa diriku. Kecuali pasir yang berbisik, dan riak gelombang yang berisik.

Sesekali sepi ini ditemani bintang - gemintang, juga kadang terik. Sesekali sedih ini disapu ombak lautan, meski lebih sakit karena garam.

Hanya saja, siapa yang bisa disalahkan. Berteriak di pesisir, percuma. Marah pada gelombang pun tak berguna.

Aku hanya sisa - sisa, sebatang pohon kelapa. Yang tertinggal di pantai lepas. Hanya bisa menunggu, kapan hanyut kapan kandas.

Kamis, 15 Oktober 2015

Like Itu...

"LIKE" di medsos itu ambigu.
Kalo ada posting bersifat positif, membangun, indah, sesuai dengan keadaan kita, menyenangkan, kebetulan sama, lucu, heboh, agak bodoh, bikin ketawa, mengharukan, motivatif, dan semacamnya serta lain sebagainya, langsung diklik "LIKE" terus muncul jempol - jempol beginian like emotikon menandakan "menyukai kiriman anda", bikin yang punya girang - girang.

Lhaaaa kalo posting itu sifatnya negatif ? Atau mungkin lebih tepatnya seperti kesedihan, benc...ana, keluarga meninggal, ada orang sakit, mati, peperangan, orang hilang, kekejaman, dan semacamnya serta lain sebagainya, hingga timbul jeritan perasaan "ohhh aku terharu nich, hiks hiks", langsung diklik "LIKE" terus muncul jempol - jempol beginian like emotikon.

Itu maksudnya apa ?
Suka ? Respect ? Ikutan sedih ? Kebawa perasaan ? Atau bagaimana ?. Memang kalian pasti akan jawab sedih dan semacamnya, terharu sama ini, terenyuh sama itu. Tapi balik lagi ke arti kata "LIKE" , yang artinya "SUKA". Jd secara tidak langsung kalian suka kalo ada orang yang hilang, suka kalo ada yang kesusahan, dan lain sebagainya. Pasti kalian akan bantah isi posting ini kan, tapi orang awam, pasti akan mengira kalian ataupun kita, menyukai saat mereka kesusahan.

Jadi, bijaksanalah saat nge-LIKE

Rabu, 14 Oktober 2015

Sekuntum Mawar


Hanya sekuntum mawar, tidak lebih. Meronakan merahnya di kesendirian, pedih. Ini hanyalah sekuntum mawar, tidak lebih. Tertancapkan durinya di kesepian, sedih. Ini memanglah hanya sekuntum mawar, tidak lebih. Jatuh terulai dari si empunya, perih. Memang hanyalah sekuntum mawar, tidak lebih. Menyerbak warnanya di kehampaan, letih.

Apalah itu hanya sekuntum mawar. Walau setiap harinya dia pedih, sedih, perih, dan letih menghadapi kesesakan dunia. Masih menebar senyuman, mencoba tegar, meniti tujuan yang dirajut mulai dari akar.

Ini hanyalah sekuntum mawar. Ya, Mawar Merah Indah yang penuh cinta dan perjuangan.

Minggu, 11 Oktober 2015

Mimpi


Mungkin banyak yang akan tertawa dan berkata "Ah, kan cuma gambar. Nggak mungkin." saat kita membicarakan keinginan dan cita - cita kita ke luar negeri. Biar saja. Biarkan mereka tertawa sepuasnya di atas keraguan mereka. Kita tetap fokus pada apa yang kita tuju. Dan tak perlu mendengarkan yang tidak perlu. Karena selanjutnya, mereka akan terdiam saat melihat kita benar - benar ada di dalam gambar itu...

Rabu, 07 Oktober 2015

Bebas

Hidup itu bebas.....
Sebebas kamu tersenyum lebar di depan kamera. Sebebas kamu menghirup udara segar. Sebebas kamu menatap dan menikmati indahnya dunia.

Dalam setiap kebebasan selalu ada pilihan. Sebab di situlah kita bebas memilih. Mau jadi lebih baik, atau lebih buruk. Mau mencoba mendaki puncak, ataukah mengubur diri dalam-dalam. Kita bebas memilih. Ya, bebas memilih.

Tapi apapun pilihannya, jangan sampai lupa akan Tuhan. Karena Dia-lah kita bisa hidup. Karena Dia-lah kita bisa merasakan kebebasan, lepas dari kekang yang menjegal setiap waktunya.

Bebas bukan berarti seenaknya. Bebas adalah hidup.

Senin, 05 Oktober 2015

Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah


Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik., 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari - semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasaannya.

Apakah Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ini sama spesialnya dengan miliaran cer...ita cinta lain ? Sama istimewanya dengan kisah cinta kita ? Ah, kita tidak memerlukan sinopsis untuk memulai membaca cerita ini. Juga tidak memerlukan komentar dari orang - orang terkenal. Cukup dari teman, kerabat, tetangga sebelah rumah. Nah, setelah tiba di halaman terakhir, sampaikan, sampaikan ke mana-mana seberapa spesial kisah cinta ini. Ceritakan kepada mereka.

-Tere Liye -

Minggu, 04 Oktober 2015

Ayahku (Bukan) Pembohong


Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita ? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya ? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya ?

Indah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng - dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak mene...mukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya.

Mulailah nembaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.

-Tere Liye-

Sabtu, 03 Oktober 2015

Masa Kecil

Masa kecil adalah masa emas. Masa di mana kita belum mengerti banyak hal. Masa di mana kita akan diberitahu banyak hal. Masa di mana kita dibentuk melalui agama, pendidikan, keluarga, rasa cinta, pengalaman, hingga menjadi pribadi berkarakter yang terbentuk kedepannya.

Banyak. Iya, banyak sekarang orang dewasa ingin kembali ke masa kecilnya. Saat masih berlarian mengejar teman-temannya. Menangis dan tenang dipelukan orang tua. Saat di mana belum memikirkan betapa sulitnya sebenarnya menghadapi kenyataan dunia saat ini,masa kecil adalah masa emas. Maka jangan siakan.

Kamis, 01 Oktober 2015

Tujuan

Mencapai sebuah tujuan memang tak sedekat apa yang di dalam benak. Jauh. Masih sangat jauh untuk mencapai tujuan dengan kepuasan yang sebenarnya. Dan bergeraklah, maka itu akan semakin dekat. Berbanggalah kamu yang sudah bergerak dari tempat mulamu bersila, sesungguhnya tujuan itu semakin dekat.