Rabu, 14 Oktober 2015

Sekuntum Mawar


Hanya sekuntum mawar, tidak lebih. Meronakan merahnya di kesendirian, pedih. Ini hanyalah sekuntum mawar, tidak lebih. Tertancapkan durinya di kesepian, sedih. Ini memanglah hanya sekuntum mawar, tidak lebih. Jatuh terulai dari si empunya, perih. Memang hanyalah sekuntum mawar, tidak lebih. Menyerbak warnanya di kehampaan, letih.

Apalah itu hanya sekuntum mawar. Walau setiap harinya dia pedih, sedih, perih, dan letih menghadapi kesesakan dunia. Masih menebar senyuman, mencoba tegar, meniti tujuan yang dirajut mulai dari akar.

Ini hanyalah sekuntum mawar. Ya, Mawar Merah Indah yang penuh cinta dan perjuangan.

0 komentar:

Posting Komentar